Senja ( Ketika Piringan Rindu Belum Hilang dari Cakrawala )
Berawal dari terangkatnya sang hangat, mendekap menghampri hati yang kosong. Menyalurkan energi secara perlahan, namun sangat terasa. Terjadi begitu cepat, sangat cepat, hingga sang pipi terangkat menunjukan kebahagiaannya. Kemudian sang resah, meninggalkan semua yang telah ia hadirkan.
foto. sunrise.co |
Semua bermain dengan indah, memberikan kehangatan, juga senyuman. Mengalir, kemudian menyatu dengan kebahagiaan yang telah hadir hingga terasa diluar nalar. Bak kupu - kupu yang terbang, dengan kepakan sayapnya yang indah. Bak penyu yang kembali ke tempat dimana ia dilahirkan, setelah berpetualang ke laut lepas. Menunjukan senyuman yang lebih indah dari sebelumnya.
Tapi, semua yang terjadi ada sisi lain yang hadir. Sisi yang sama sekali tak diharapkan. Sisi yang bersebrangan dengan keingian. sisi yang merupakan kebalikan dari sisi lainnya. Karena, ada kalanya kehangatan itu malah menghadirkan yang tak diharapkan. menghadirkan kehangatan yang makin lama malah terasa panas. Yaitu titik dimana sang hangat berada tepat diatas, dan mulai memudarkan kehangatannya.
Ini menjadi sebuah titik balik, perlahan dan perlahan, sedikit demi sedikit, namun itu pasti. Inginku mencoba menghentikannya. menghentikan agar kehangatan ini tak pudar dan baik - baik saja. Yang telah terbangun tetap berdiri pada tempatnya. Yang terjadi akan terjadi lagi, dan merasakan kehangatan ini berulang ulang.
foto.samayafitri.wordpress.com |
Sang hangat, terus bergerak. Bukan menjulurkan tangan, tapi melambaikannya. Bukan berusaha memperbaiki, tapi meninggalkannya. Ia malah menyeru sang resah kembali hadir. Hadir dengan membawa rasa gundah, rasa tak ikhlas, dan rasa kacau. Apa semua itu baik? atau kau yang jahat? apa semua itu adil? apa semua itu yang diharapkan? setelah kau menancapkaan harapan, lalu mengubahnya dengan kesedihan.
Sang hangat perlahan menghilang, ia tak lagi menyalurkan kehangatan yang pernah ia lakukan. Namun, yang ditinggalkannya tetap ada. Tetap menjadi sebuah oksigen yang akan selalu dihirup. Tetap akan terasa hangat, walau juga memberikan panas. tetap hadir walau tak diharapkan hadir. Kini senja telah tiba, kau menghilang. Ini apa? apa yang sedang aku rasakan? sang hangat menghilang namun piringan rindu belum hilang dari cakrawala. Meyebabkan langit terlihat masih membara, seakan tak ingin kehilangan hangat yang engkau berikan dan mengharapkan kau kembali hadir.
No comments: